
Buku berlatih baca yang diterbitkan oleh DEP.P&K dijaman pak Harto ( Alm. Presiden Soeharto ) tersebut, menjadi seragam kurikulum SD seluruh Indonesia. Dialah salah satu bukti sejarah kejayaan era 70 - 80an, entah berapa juta manusia dididik baca tulis oleh buku tersebut. Pada zaman itu, semua buku panduan pelajaran sekolah seragam, baik diperkotaan maupun pedesaan. Para wali murid-pun tidak dibuat sulit, sebab buku tersebut masih digunakan oleh generasi selanjutnya atau dengan kata lain seperti tulisan yang berada disampul buku " Rawatlah buku ini baik-baik, tahun depan adikmu yang akan menggunakannya "
Budi tokoh sentral dalam buku bacaan itu, mampu menghipnotis pembacanya untuk rajin belajar dan membaca tanpa harus bimbingan les tambahan dan dibawah pengawasan orang tua. Meski Budi baru dikenal dalam setahun, tapi ia sudah mampu membuat orang lain fasih atau lancar baca tulis. Tokoh Budi selalu hidup dihati pembacanya hingga kini.Meski buku bacaan ala si Budi mengalami perubahan dan selalu berganti cover tiap tahunnya, ternyata malah menambah sulit para orang tua dan peserta didiknya. Buku telah menjadi ladang bisnis yang paling strategis di sekolah, baik itu keuntungan untuk sipenerbit, penjual juga para guru. Padahal, sekolah adalah tempat yang paling strategis untuk pembinaan nilai dan sikap, keterampilan dan kecerdasan yang berguna bagi masyarakat, negara dan bangsa. Kini buku si Budi telah tersingkirkan oleh komik dan permainan, ia tidak lagi tersentuh atau mungkin malah sudah masuk gudang kuno perpustakaan tertentu saja.
Buku salah satu media pendidikan yang baik apabila dikemas dengan bahasa yang sederhana, disertai dengan gambar visual yang mudah dicerna.

Berikut ini gambar buku SD tahun 1970 - 1980an. Sumber gambar http://sma55angkatan1986.wordpress.com






0 comments:
Post a Comment